Tumpahan Cerita di Kota Cerutu
Malam ini, aku sengaja memasung diri di trotoar depan pasar aku duduk sambil menyelami kembali goresan cerita yang telah tertumpah di atas kanvas kehidupan waktu itu, ketika warna merah maron tertuang di suatu kota cerutu, Aku melihat semua telah membawa senjata dari balik bilik, ruang yang tersekat dalam ikat Siap meraung dalam ruang Saat di ruang luas dan setengah terbuka Aku mendengar, Aku melihat sosok immawati yang sedang beraksi untuk menata sebuah diksi Renyah dalam suara beradu asa dalam suasana semua saling berlomba untuk mematahkan sebuah rencana Hahaha...(cekakak-cekikik) Aku tertawa dalam diam Aku berusaha menahan kalimat-kalimat yang sedang berjalan mengitari ubun-ubun ini Sebagai orang baru, aku berusaha mengenal ritme perjalanan dari kata-kata yang diucapkan oleh kawan-kawan Dimana aku harus mencari cara, menunggu waktu dan meniti keadaan Namun, kawanku yang satu ini semakin menggila saja. Dia sangat piawai, pandai bermanuf...