Mbun

Mbun, bagaimana kabarmu?
Sudah cukup puas!

mbun, bagaimana hasil penjualan topengmu?
tampaknya begitu laris-manis

Mbun, mungkin khalayak merasa terpukau
atas kidung-kidungmu
Atau mungkin juga hadirmu sangat ditunggu-tunggu, dinanti-nanti hingga tak sadarkan diri

Ingat mbun, kalau kau menari jangan sampai jatuh ya!
Sekali jatuh, namamu bisa seperti sungai saat ini mbun.
tercemar, sudah tak sebaik awal mbun.
ketidakjelasan itu sudah semakin jelas mbun

Topeng-topeng itu kini telah memberi isyarat
bahwa senyummu adalah laramu

ku tunggu kau di persimpangan
ketika semua harus merana
cepat cari penglipur lara mbun!
sebelum senyum berubah menjadi tangisan darah!

Ingat mbun, kau dulu berasal dari mana
dan harus kembali kemana
mbun, tambun!

8 Maret 2020



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mursyidah Auni

Awal dalam mengawali kegiatan (Fatihah)

Reti Suryani