Rembulan Mengintip
Di atas temaram tengah kelabu
Di samping jalan, sampah berserakan
dibuang secara terang-terangan
lalu pergi dengan acuh
mencari tempat-tempat baru
Sudah berkepanjangan,
alur tetap saja awur
tanpa rasa iba
membagi lara besenandung suka
Tapi, bukan untuk kau!
wahai tempat penggembira
Rembulan mengintip tepat di atas bukit
menelaah suara negosiasi begitu arif
Semilir angin pun sebenarnya telah menangkap makna
Namun, dia enggan berpindah
Terlihat cemara mulai risau
sambil melambai-lambaikan tangan
Seperti ikan mondar-mandir
menunggu umpan untuk dimakan
Demi apa?
Demikian
Untuk apa?
untuk cita dan harapan
Karena tong berharap sampah masuk dalam lingkaran
angin mendesir, peristiwa tertangkap kusir
pedati melaju, kuda terpacu
Lumajang, 25 Maret 2021
Komentar
Posting Komentar