Sebilah Pena Berubah Senjata


 


Seutas tali terikat

Sebait doa penuh harap

kuncup bunga harus terus mekar

di bawah zaman yang semakin sukar


Meramu kata menjadi makna

sebilah pena berubah senjata

Membumikan gagasan

membangun peradaban


Sembilan delapan berlalu, 

hati masih meluruh

Usia semakin senja

arah gerak tak tahu entah ke mana


Empat belas yang ke lima tujuh

batas tujuan masih serasa ambigu

Tampaknya, kita harus merumuskan lagi

karena teori sudah harus diperbarui


Wawas diri harus terus digandrungi

berpikir terbuka tanpa menutupi

Kurangnya berkompetisi

kita terus mengubur diri


Harapan apa? 

Cita-cita yang bagaimana? 

Hasil seperti apa? 

Bila rasa terus dihakimi


Ketakutan sudah berposisi menjadi tuhan

meracuni nalar kritis yang didambakan

idealis bergeser ilmu praktis

Pendahulu mungkin meratap

di bawah pohon kamboja ia tengkurap


Bukan ranah asal bersuara

membias arti merongrong ahli

Semua hilang dari substansi

Lantas, apa yang kau cari? 

ketika nanti kau bercerita tentang hari ini


Matahari terus berpendar

menyibak mimpi menghalau jari

Berdinamikalah... 

Berkompetisilah... 

Biarkan cahaya tak tertutup mendung

Bersinarlah lebih terang benderang

menyongsong era nan berkemajuan


Lumajang, 10 Maret 2021


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mursyidah Auni

Awal dalam mengawali kegiatan (Fatihah)

Reti Suryani