Siapa Nyana!




Mungkin syair ini sebagai prasasti
bahwa ada jumpa disetiap pisah

Tiga hari yang lalu, aku berbicara tentangmu
Kau dengan gaya bicaramu,
sering mendongakkan kepala
seolah memberi tanda
memaksa sepakat dalam alunan pemikiranmu
Namun aku hanya diam dan tersenyum

Kini, Penggembala telah menarik talinya
Seolah engkau lagi dirindukan
Terlepas keduniawian
Menerjang rasa sakit
Aku hanya panjatkan doa dalam kata
bahwa buah kelapa jatuh tak harus menua

Semoga tenang dalam keabadian
Semoga kau terima dengan keikhlasan
Untukmu, nama yang tetap ku kenang
dalam malam bertaburkan nada-nada kelam

Selamat jalan kawan,
Tuhan ingin bercumbu denganmu!






Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mursyidah Auni

Awal dalam mengawali kegiatan (Fatihah)

Reti Suryani