Pergeseran Keinginan
Ketika cita-cita terus berganti dari masa ke masa sesuai pola pikir yang melekat pada diri seseorang dan beranjak dewasa seiring bertambahnya usia.
Mulai berkeinginan menjadi seorang dokter, pilot, presiden, astronot, atau bahkan menjadi sesosok pahlawan seperti power rangers yang selalu menumpas kejahatan di muka bumi
serta banyak lagi cita-cita lainnya di masa kecil hingga berubah menjadi sesuatu yang belum terbayangkan dari sebelumnya.
Semisal menjadi yotuber, penulis blogger, konten kreator, gammers, anggota dewan, atau bahkan menjadi hacker. Heuheu....
Namun, yang menjadi pertanyaan pada saat ini adalah kira-kira siapa yang bercita-cita menjadi seorang petani? Sepertinya sangat jarang sekali ketika seseorang menanyai terkait apa cita-citanya? Dengan bangga seseorang tersebut menjawab "Aku mau menjadi petani muda yang sukses."
Tampaknya menjadi seorang petani adalah sesuatu yang kurang diminati bagi sebagian tunas-tunas bangsa. Mungkin juga ketika ada pertanyaan, "Kamu mau nggak bercita-cita menjadi petani le?" Ujar bapak kepada anaknya. Seketika itu langsung terdiamlah seorang anak dan langsung membayangkan situasi di sawah. Panas, berlumpur, belum lagi kalau ada ular di sawah. Akhirnya anak tersebut menjawab dengan kata singkat yaitu 'tidak'.
Di lain sisi, seringkali aku mendengar orang tua berbicara "Wes nak, sampean tak sekolahno seng duwur ben ndak koyok bapak seng dadi petani iki."
Mungkin ada banyak alasan juga terkait ucapan orang tua tersebut yang tidak menginginkan anaknya bekerja sebagai petani. Dari mahalnya benih tanaman serta pupuk dan belum lagi pengelolaan sawah serta sumber air yang mulai mengering sampai hasil panen yang tidak menentu harganya dan cenderung lebih murah dari pada modal yang dikeluarkan. Sehingga petani harus berhutang lagi kepada pemodal untuk mengembalikan biaya yang telah dikeluarkan.
Alih-alih mengembalikan modal, hutang kemarin saja belum lunas! Walhasil, petani mulai berhutang lagi.
Komentar
Posting Komentar