Kerupuk


 


Tulisan yang baik menurut saya adalah tulisan yang mampu dibaca, dimengerti, komunikatif, serta mampu menginspirasi pembaca untuk mentransformasikan bacaan tersebut ke dalam kehidupannya sehari-hari.

Sering kali kita mendengar orang-orang bilang bahwasannya tulisan yang baik itu harus renyah. Mungkin setelah pernyataan tersebut dilontarkan, pertanyaan pun mulai datang, makna renyah di sini yang seperti apa dan bagaimana? Apakah tulisan tersebut seperti kerupuk? Atau kah seperti keripik? Atau malah seperti rempeyek? Hehe...


Kalau menurut saya, makna renyah di sini adalah tulisan yang mudah dipahami dan seperti mempunyai tinggi rendahnya nada yang saya rasa mempunyai racikan yang pas dalam pelafalannya, meskipun dibacakan di dalam hati dan seolah mata kita saja yang berjalan melewati satu persatu kata yang tertuang dalam tulisan tersebut. Saya rasa memang tulisan yang renyah adalah hasil dari sebuah proses yang panjang dari seorang penulis dan pastinya sedikit banyak telah melakukan kegiatan yang berkaitan dengan dunia membaca. 


Biasanya, dalam membuat artikel/cerita/berita, serta karya tulis lainnya yang sering kali terjadi dan hampir bisa dikatakan mendekati kebenaran adalah tentang dari mana kita harus memulai tulisan tersebut! Jikalau Anda merasakan hal seperti itu, saya rasa wajar-wajar saja. Karena apa? Karena kita pun mungkin belum terbiasa saja untuk menulis atau yang lebih tepatnya disebut mengarang. "Wong seng biasane nulis wae kadang yo rodok kangelan, lah opo maneh seng ora tau nulis?" 

Angel...Angel...Angel... Heuheu...


Saya rasa dunia tulis-menulis ini bukan hanya sekadar bakat-bakatan semata. Akan tetapi, dunia ini adalah suatu kebiasaan yang senantiasa dibiasakan menulis dengan tidak meninggalkan suplemen yang namanya membaca. Kalau kita mengacu kepada pelajaran Bahasa Indonesia kurang lebih ada 4 tingkatan atau proses yang harus kita jalani untuk mencapai hasil akhir yaitu menulis dengan urut-urutannya sebagai berikut: Menyimak, berbicara, membaca, serta menulis. Namun terkadang yang membuat saya bingung adalah ketika ke-empat urutan tadi belum di-istikamah-kan malah timbul pertanyaan lagi tentang bagaimana cara menulis yang baik? Wes, angel! Huhuhu...

Maka dengan jelas dan tegas saya katakan bahwa tulisan yang baik adalah tulisan yang sudah selesai seperti apa yang pernah ditulis oleh penulis blog bernama 'Ngainun Naim'.

Terkait isinya memang dirasa kurang memuaskan bagi penulis, ya mungkin di situ kita belajar untuk tidak cepat berpuas diri dan selalu berkemauan untuk menulis lagi dan lagi. Kalau persoalan tulisannya enak dibaca atau tidak, mungkin kita bisa belajar tentang tata bahasa yang baik dan benar dengan segala macamnya sambil berjalan. Ibarat kata, sambil menyelam, kita mencari mutiara. Iya, mutiara! Bisa dibayangkan ketika kita berenang sambil minum air apa tidak kenyang atau kelempoken nanti. Hehe....





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mursyidah Auni

Awal dalam mengawali kegiatan (Fatihah)

Reti Suryani