Manusia dengan Segala 'Tetekbengeknya'






Adalah manusia,  makhluk hidup yang diberi akal untuk berpikir. Ialah manusia yang mempunyai sebuah kebudayaan. Dengan segala kemampuan yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Tunggal,  manusia dituntut untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi.  Sehingga tak hayal sebuah ilmu dan pengetahuan terus berkembang dari waktu ke waktu,  dari tahun ke tahun,  hingga dari masa ke masa untuk mencari solusi atas persoalan manusia. Seperti kalau kita bisa ambil contoh dalam dunia teknologi.

Kita pun sepakat bahwa zaman berubah begitu cepat. Siapa yang menyangka bahwa untuk sekarang ini,  alat komunikasi yang biasa disebut handphone tak secanggih pada saat itu ketika dahulu yang digunakan untuk alat komunikasi saja.  Untuk saling berkabar dengan mengunakan SMS atau telpon,  kini seakan berubah menjadi sembarangkalir.  Tidak hanya untuk SMS dan telpon,  banyak fitur-fitur lain yang beraneka ragamnya.  Mulai dari WhatsApp, Facebook,  Instagram,  Twitter,  serta aplikasi lainnya dan segala tetekbengek-nya. Mulai dari  mencari pundi-pundi rupiah atau malah berbuah malapetaka. Bisa saja bernilai ibadah atau juga sesuatu hal yang kurang berfaedah. Dari yang ingin menebar manfaat atau juga berniat untuk menakut-nakuti  karena ada unsur kepentingan yang dibungkus dalam sebuah informasi, bisa juga berita bohong maupun bodong  yang biasa kita sebut dengan hoaks.

Bisa dibilang,  alat komunikasi yang digunakan untuk meringankan kerja manusia sebagai solusi atau jawaban atas persoalan.  Kini,  malah berbuah persoalan-persoalan baru.  Banyak hal yang mungkin bisa kita ambil hikmah dari setiap peristiwa yang bernama industri 4.0 ini. Seperti halnya orang-orang menjadi suka ngalem,  lembek,  inginnya semua serba instan dan berpikir bahwa segala sesuatu bisa terselesaikan bisa melalui gawai,  mudah marah,  saling rasan-rasan secara daring hingga berbuah kebencian,  orang yang dekat serasa jauh sedangkan orang jauh serasa dekat,  mudah diprovokasi, membuka peluang westernisasi secara luas,  gaya hidup yang seolah-olah mewah,  serta banyak hal-hal lain. Mungkin itu salah satu,  dua,  tiga,  dan seterusnya dilihat dari kaca mata negatif.  Sedangkan kalau dilihat dari kaca mata positif,  ternyata banyak juga manfaatnya. Namun terkadang yang membuat kita terheran-heran,  sesuatu yang berdampak negatif seolah lebih disukai dan diminati.  Entahlah,  semua kembali ke Anda semua dalam mengolah sebuah informasi dan sejauh mana Anda memaknai akan dunia medsos(media sosial) ini.  Semoga kita senantiasa dinaungi oleh Allah SWT untuk selalu berfastabiqul khairat.  Amin...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mursyidah Auni

Awal dalam mengawali kegiatan (Fatihah)

Reti Suryani