Perlunya Mental Tahu-Tempe





Mungkin masih musim markona di negeri kita ini. Kenyataannya banyak masyarakat berlalu lalang mengendarai sepeda motor dengan menggunakan masker. Meskipun terkadang banyak dalam penggunaannya hanya sekadar menutupi dagu belaka atau mungkin ada rasa takut bukan karena korban pagebluk yang terus berjatuhan melainkan takut terkena razia masker dari aparat keamanan yang berbaju cokelat muda. Ingat!!! Bukan cokelat tua yang dijual di toko-toko yang rasanya manis ya! Coba digarisbawahi itu. Hehe...

Kalau memang benar begitu, saya tidak terlalu mempersoalkan hal itu. Akan tetapi, perlu Anda tahu bahwa sebelum adanya pagebluk yang biasa diledek dengan kata 'markona' itu, saya sudah memakai masker dan memakai pelindung kepala sedari awal. Bukan karena takut akan adanya operasi masker yang sering diadakan dalam beberapa bulan ini, bukan karena terlalu takut hingga keterlaluan dengan yang namanya virus itu. Akan tetapi, terus terang saja di daerah saya memang musimnya debu beterbangan ketika musim kemarau karena banyak sekali angkutan-angkutan pengangkut pasir dari sungai yang melewati jalan yang sering kali saya lalui. Bisa dibayangkan kan! manakala kita tidak memakai masker dan pelindung kepala lengkap dengan kaca di depan kita, mungkin paru-paru kita akan menjadi tempat debu bernaung dan mata kita menjadi merah, kotor, serta gampang belek-en!

Dalam hal ini, saya tidak menyalahkan siapa pun! jalan yang rusak, truk pengangkut pasir, debu yang beterbangan, jembatan joblong, aspal ngelontok, pekerjaan yang bernama sopir. calo-calo keamanan, serta apapun yang ada di balik itu semua.

Lantas ketika saya tidak menyalahkan hal-hal di atas, bukan berarti saya juga membenarkan akan hal-hal di atas! Perlu di ingat, ibarat sebuah cerita pasti ada sangkut-paute, ada saling keterkaitannya, ada sebab akibatnya, ada dalang wayangnya. Ini pun semacam 'bola njindel' yang berakibat angel-nya mengusahakan untuk mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang tertulis pada sila ke 5 dalam pancasila. Angel....Angel...Angel...temen tuturanmu, angel temen tuturanmu!!!

Maka dari itu, perlunya kita mempunyai mental seperti tahu tempe, bukan mental pitza, chicken, bahkan geprex!

Mental-mental yang selalu ndangak, lupa diri, yang tega menindas, menjadi lintah,  ujung-ujungnya materi yang menjadi tujuan dengan banyak hal yang dikorbankan.

Ngunu yo ngunu ngeng ojo ngunu!!!



https://www.instagram.com/p/CEosMCWl2e5/?igshid=1u8x9vtp8yn4g

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belok Kiri Jalan Terus

'Jajane Si Mak' (Jajan Pasar)