Cerita Semalam Menuju Negeri Di Atas Awan

                Jalan Berkelok Ekstrim (B29)



Semalam, aku dan Cak Misdu bergegas untuk melakukan perjalanan menuju negeri di atas awan (B29) dengan mengendarai scooter asli buatan Italia. Tepat jam 10 kita berangkat sesaat setelah meneguk kopi di warung gorengan yang berdekatan dengan rumahnya. Awalnya, kita akan berangkat dengan 4 orang dan 2 motor. Entah ada alasan apa tiba-tiba 2 orang mengundurkan diri. Aku dan Cak Misdu pun masih tetap memegang janji bahwasannya kita akan tetap berangkat meskipun 2 orang saja.


Setelah melakukan pengecekan tentang barang bawaan, kita langsung tancap gas melalui rute Kecamatan Pasirian, Candipuro, Pasrujambe, dan berakhir di B29 (Argopuro, Senduro).


Setelah sampai Desa Kloposawit, kita disambut rintik air hujan yang mulai jatuh membasahi jalan. Cak Misdu pun masih tetap saja menggeber gas dan tak mau memberhentikan motornya karena hujan masih berintensitas rendah, bisa dibilang gerimis kecil-kecil. Hehe......

Aku pun berpikiran bahwa hujan ini adalah sambutan Tuhan terhadap kita yang masih nekat untuk pergi ke negeri di atas awan.

Sesampai di daerah Pasrujambe, gerimis mulai berubah menjadi hujan sedang. Itu pun kita masih tetap ngeyel melanjutkan perjalanan. Sambil berbincang-bincang di atas motor yang dibilang usianya tidak muda (Vespa), sesekali kita tertawa dalam perbincangan itu karena ada sesuatu yang bisa dibilang lucu. Perbincangan waktu semalam itu juga supaya kita tak jenuh selama dalam perjalanan dan pastinya agar tidak terjadi yang namanya kantuk. Hihi...


Tikungan demi tikungan sudah terlewati, jalan lurus pun demikian, naik dan turun perjalanan selalu memberi arti kehidupan jika kita mau mengambil hikmah dari sebuah persoalan. Tibalah kita memasuki desa selanjutnya setelah melalui gapura perbatasan. Baju dan celana mulai terlihat setengah basah dan tas bawaan kita pun begitu. Tapi kita tetap tak patah arang untuk tetap melanjutkan perjalanan.


Kadang gelap, kadang juga terang, jalan yang kita lalui karena daerahnya masih terlalu banyak persawaan dan lampu penerang jalan masih terlihat jarang.

Tibalah kita di sebuah tanjakan yang agak sedikit ekstrim setelah dari belokan langsung menanjak begitu tinggi. Tiba-tiba, tak tahu kenapa atau ada apa pada motor atau jalan tersebut. Di samping jalannya yang ektrim, juga jalan begitu gelap karena tak ada penerangan sama sekali, sebelah jalan ada sebuah sungai dan masih banyak pepohonan besar dan rimbun daunnya setelah tersorot sedikit oleh cahaya dari lampu motor. Motor pun seperti ogah-ogahan dalam melewati tanjakan itu. Seperti tak kuat untuk digeber pada nafas kendaraan tersebut.
Akhirnya saya turun dari motor dan berusaha mendorongnya.

Bisa dibayangkan! Dengan membawa beban di pundak yang lumayan berat, harus mendorong motor (Vespa) yang begitu berat pun di jalan yang  menanjak. Rasanya napas ngos-ngosan.

Masih dalam suasana yang mencekam! Motor pun akhirnya macet dan tak mau berjalan sama sekali. Selang beberapa menit, hujan datang begitu deras.
Dalam kondisi demikian, kita masih tetap berusaha untuk mendorong motor ke atas untuk mencari pemukiman warga sekitar, biar bisa berteduh.

Cak Misdu berinisiatif untuk membuka kempol samping kanan pada vespa tersebut serta melihat kendala apa yang membuat motor itu macet. Aku pun mengeluarkan senter dari tas kecil yang ku bawa untuk menyinari bagian kempol motor yang mungkin saja bisa diperbaiki. Lambat laun hujan pun bukannya mau berhenti, hujan seakan menjadi-jadi dan walhasil segala baju, celana, serta barang bawaan harus basah kuyup karena derasnya air hujan.

Setelah dicek pada karbulator dan busi, tetap saja tak mau menyala. Sudah beberapa kali motor itu dicoba untuk dihidupkan kembali, akan tetapi tak mau menyala juga.

Dalam posisi tersebut, kepanikan mulai menghinggapi perasaan kita. Sudah gelap, hujan, ditambah lagi motor juga macet. Aduh, lengkap sudah perjalanan ini! Haha....

Tiba-tiba terlihat sebuah cahaya yang sedikit menghantam pepohonan di balik rimbunny pepohonan

                     B e r s a m b u n g. . .

Nantikan kelanjutannya dalam cerita edisi ke dua🤞🤷‍♀🥺Yang lebih mencekam❗



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mursyidah Auni

Awal dalam mengawali kegiatan (Fatihah)

Reti Suryani