Berguru Pada Mi Instan






Kali ini tulisan saga akan bercerita sedikit tentang sesosok wanita yang ada pada flyer di atas. Mungkin teman-teman mulai bertanya, mengapa harus wanita ini yang diceritakan dalam sebuah tulisan? Atau teman-teman sudah banyak yang tahu tentang wanita ini?
Ada hal menarik apa saja yang bisa diambil pelajaran dari perjalanan cerita wanita ini?
Baiklah, kita akan mengupas perlahan-lahan cerita hidupnya di sini dengan setajam sikat! Hehe....

Dia adalah Muzayyanah Sa'diyah, seorang mahasiswi asal Lumajang, Jawa Timur yang akhir-akhir ini namanya selalu menjadi perbincangan hangat bagi para penulis  karena begitu aktifnya dalam dunia literasi.

Berawal dari sebuah kegemarannya dalam dunia baca dan tulis semenjak kecil, ia terus mengasah kemampuannya dengan mengikuti setiap perlombaan cipta puisi serta cerpen secara online di berbagai daerah sebagai sebuah bagian dari proses untuk menuju puncak kesuksesan. Dari yang prabayar sampai berbayar dalam lomba tersebut, ia jalani dengan keteguhan hati. Ia juga bilang bahwasannya niat awal mengikuti lomba literasi tersebut tidak menargetkan untuk menjadi juara sama sekali. Akan tetapi, rata-rata dari lomba literasi yang ia ikuti malah berulang kali mendapatkan kiriman piala, sertifikat juara, beserta hadiah utama ke alamat rumahnya pada setiap perlombaan.
Memang kalau sudah rezeki tak akan kemana!

Dilahirkan tahun 1999, Muzay kecil tumbuh dan berkembang sebagai anak pada umumnya. Namun, yang agak sedikit berbeda dengan anak-anak lain adalah seringnya ia memegangi sebuah bolpoin untuk sekadar menuliskan tentang apa-apa saja yang dirasakan dan dilihat pada kehidupan sehari-hari sampai-sampai sekarang ini lembaran catatan tulisan waktu kecil masih tersimpan rapi di rak buku beserta buku-buku bacaan yang lain dalam rumahnya. Ketika ia berumur 17 tahun barulah ia lebih gencar dan mendalami dalam menulis serta membaca buku lebih intensif. Kenyataan tersebut terbukti pada saat kuliah di Sekolah Tinggi Muhammadiyah Lumajang, ia sering banyak tawaran darinpenerbit untuk menerbitkan karya-karyanya menjadi sebuah buku. Berikut daftar judul buku yang sudah ia terbitkan, yaitu:

1.sejuta rasa dan asa
2. Secercah harapan
3. the death
4.antologi sastra
5.cinta dalam suka dan duka
6..meninggalkan luka
7. Dan masih banyak lagi karyanya yang lain dalam mengikuti lomba-lomba kepenulisan yang berkolaborasi dengan penulis-penulis antar kota di Indonesia. Dia pun akhir-akhir ini juga sering sibuk mengisi materi pada grub-grub WhatsApp untuk menularkan ilmunya terkait kepenulisan.

Nah, berawal dari perjalanan kisah hidupnya Muzayyanah Sa'diyah, saya mengajak kepada teman-teman semua yang suka maupun kurang suka dengan dunia literasi untuk tetap bersemangat dalam menulis sebuah karya. Jangan patah arang! Kita tahu, kita sering kehilangan kata-kata dalam merangkai sebuah kalimat untuk dijadikan paragraf. Aku pun juga! Akan tetapi kita yakin, bahwa suatu pekerjaan yang dilakukan secara terus-menerus nantinya akan mulai terbiasa dan menjadi sebuah kebiasaan meskipun dengan diawali rasa terpaksa dan keterpaksaan. Percayalah! sesuatu pembelajaran yang baik haruslah tak mengenal kata instan. Kita bisa analogikan dengan sebungkus mi instan saja. Mi yang notabene saja sudah instan, masih juga harus direbus kok, apalagi yang tak instan ya teman-teman? Hehe....

Sekian tulisan malam ini!
Semoga bisa menginspirasi dan bermanfaat bagi teman-teman semua.
Dari pulau mimpi saya kabarkan melalui tulisan ini.
29 Mei 2020
                       
 

                            S  e  k  i  a  n







Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belok Kiri Jalan Terus