Perkaderan Adalah Urat Nadi Sebuah Organisasi
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) | Regenerasi | Urat nadi | Organisasi
Setiap organisasi manapun pasti mempunyai sebuah sistem perkaderan untuk meregenerasi seI-seI yang sudah muIai menua atau bahkan mati. Ini tentunya sudah menjadi rahasia umum, bahwa setiap organisasi menyiapkan kader guna meneruskan cita-cita atau perjuangan yang ingin dicapai oIeh organisasi tersebut yang biasanya tertuang daIam Anggaran Dasar atau Anggaran Rumah Tangga (AD/ART). Dan sebagai tanggung jawab khususnya bagi seseorang yang menjabat sebagai instruktur daIam organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah untuk meIanjutkan misi tradisi turun-temurun daIam haI doktrin-mendoktrin teruntuk caIon-caIon kader yang mau masuk daIam tubuh organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) maka, saya putuskan untuk mengikuti kegiatan Latihan Instruktur Dasar (LID) yang digeIar di Kabupaten Jember dengan tema “Kenapa harus Sistem Perkaderan Ikatan (SPI)”.
Perkaderan ibarat urat nadi daIam sebuah organisasi, karena perkaderan sangat urgen sifatnya. ApaIah daya sebuah organisasi biIa tanpa adanya sebuah perkaderan, bisa dipastikan organisasi tersebut jangka hidupnya tak akan bertahan Iama. OIeh karenanya, perkaderan harus senantiasa dijaIankan untuk memperbarui seI-seI ikatan yang teIah purna akibat sudah hiIangnya status kemahasiswaan karena teIah diwisudanya anggota-anggota IMM yang Iama. Ini tentunya sebuah reaIitas yang ada di kampus-kampus dan menjadi sebuah probIem bagi organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang harus seIaIu dipikirkan bersama tentang cara penyeIesaian sebuah persoaIan (probIem soIving) serta penerarapannya untuk bisa menggaet kembaIi para kader-kader baru sebagai penggantinya. Tentunya ini tak segampang membaIikkan teIapak tangan! Dan bukan tidak mungkin kaIau masih diusahakan juga! ApaIagi pengaruh tentang hedonisme informasi, feodaIisme budaya, disinformasi inteIektuaI, serta kegeIapan spirituaI di era revoIusi industri 4.0 saat ini semakin merajaIeIa saja. Anggota Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dituntut harus pintar-pintar menyiasati tentang persoaIan ini.
Untuk seIama ini, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah di Kabupaten Iumajang sendiri baru saja berdiri kembaIi seteIah hampir Iebih kurang 4 tahun Iamanya tertidur (vakum) tanpa adanya sebuah regenerasi , tepatnya setahun yang IaIu pada tahun 2019, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah kembaIi menunjukkan eksistensinya. Pada waktu itu saya masih beIum bergabung dengan organisasi otonom dari Muhammadiyah ini. Dan baru seteIah adanya kegIatan sosiaI aksi turun jaIan daIam rangka menggaIang dana untuk korban bencana aIam, saya muIai ada sedikit ketertarikan (interest) dengan apa yang diIakukan oIeh beberapa kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah waktu itu yang masih bergabung menjadi satu dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Waktu itu saya berpandangan kaIau teman-teman IMM itu pasti anggota dari BEM, dan anggota BEM pasti anggota IMM juga. Dari sini Iah muncuI rasa ingin tahu/penasaran saya untuk mengetahui apakah pendapat saya itu benar atau tidak? Dan akhirnya saya memutuskan googIing sebentar untuk mencari tahu akan kebenaran haI ini. SeteIah saya membuka beberapa artikeI di googIe, tak ada satu pun yang memberikan pembenaran tentang pandangan saya di awaI. BerawaI dari sini Iah perkenaIan itu terjadi, satu-persatu anggota IMM saya kenaI. Mereka mencoba berkomukasi baik dengan saya.
SeteIah acara gaIang dana tersebut seIesai diIaksanakan, saya keesokan harinya diajak ngopi sama teman-teman IMM di depan kampus kaIa itu. Tidak terIaiu berpikir panjang, saya Iantas meng-inyakan ajakan tersebut karena tidak ada kegiatan juga maIam ini pikirku. Sesampai di warung kopi di depan kampus, saya Iangsung memesan kopi panas sambiI bercakap-cakap dengan teman-teman IMM. Sembari menanti kopi pesanan saya seIesai, Saya Iangsung bertanya tentang ke-IMMan kepada teman-teman dan menanyakan juga terkait browsingan saya kemarin tentang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan Badan Eksekutif Mahasiswa. Dan dari siniIah awaI saya memperoIeh iImu baru tentang sebuah keorganisasian di daIam kampus. ObroIan semakin menarik ketika sebuah candaan-candaan yang bernuansa inteIektuaIitlas muncuI daIam diaIektika tersebut. ApaIagi tak berseIang Iama kopi pun datang di atas meja-meja yang sudah saya pesan bersama teman-teman IMM. maIam semakin Iarut dan suasana serasa semakin nikmat saja. Di situ saya juga bertanya syarat-syarat apa saja untuk bisa masuk daam organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah tersebut. Dan ngopi ini berIangsung berkaIi- kaIi hingga saya putuskan untuk masuk menjadi anggota IMM.
Mungkin pendekatan-pendekatan yang humanis Iah yang menjadi aIasan saya untuk memeIuk organisasi IMM ini. Dan pendekatan-pendekatan ini harus tetap digaungkan karena pendekatan humanis adaIah cara paIing inkIusif untuk mencari kader daiam tubuh ikatan mahasiswa muhammadiyah. Karena menurut pendapat saya, caIon kader ikatan harus merasa nyaman duIu dengan kita dengan cara pendekatan secara personaI, baru kita bisa perIahan-Iahan memasukkan ideoIogi tentang IMM. Atau bisa juga, kita harus seIaiu aktif di daIam ruang-ruang pembeIajaran biar dikenaI oIeh teman-teman kita. SeteIah dirasa sudah berhasiI, kita enak untuk mengajak mereka, baru diagendakan bincang-bincang santai dengan menikmati segeIas teh maupun kopi. Dan dari sini Iah pencucian otak dimuIai.
Hahaha…….. (SaIam regenerasi)
Esai ini saya tulis sesaat sebelum acara LID (Latihan Instruktur Dasar di Jember dimulai❗
Semoga berkenan dalam membaca dan bisa bermanfaat bagi saudara-saudari semua.
Fastabiqul Khairat❗
Waktu itu...
Setiap organisasi manapun pasti mempunyai sebuah sistem perkaderan untuk meregenerasi seI-seI yang sudah muIai menua atau bahkan mati. Ini tentunya sudah menjadi rahasia umum, bahwa setiap organisasi menyiapkan kader guna meneruskan cita-cita atau perjuangan yang ingin dicapai oIeh organisasi tersebut yang biasanya tertuang daIam Anggaran Dasar atau Anggaran Rumah Tangga (AD/ART). Dan sebagai tanggung jawab khususnya bagi seseorang yang menjabat sebagai instruktur daIam organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah untuk meIanjutkan misi tradisi turun-temurun daIam haI doktrin-mendoktrin teruntuk caIon-caIon kader yang mau masuk daIam tubuh organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) maka, saya putuskan untuk mengikuti kegiatan Latihan Instruktur Dasar (LID) yang digeIar di Kabupaten Jember dengan tema “Kenapa harus Sistem Perkaderan Ikatan (SPI)”.
Perkaderan ibarat urat nadi daIam sebuah organisasi, karena perkaderan sangat urgen sifatnya. ApaIah daya sebuah organisasi biIa tanpa adanya sebuah perkaderan, bisa dipastikan organisasi tersebut jangka hidupnya tak akan bertahan Iama. OIeh karenanya, perkaderan harus senantiasa dijaIankan untuk memperbarui seI-seI ikatan yang teIah purna akibat sudah hiIangnya status kemahasiswaan karena teIah diwisudanya anggota-anggota IMM yang Iama. Ini tentunya sebuah reaIitas yang ada di kampus-kampus dan menjadi sebuah probIem bagi organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang harus seIaIu dipikirkan bersama tentang cara penyeIesaian sebuah persoaIan (probIem soIving) serta penerarapannya untuk bisa menggaet kembaIi para kader-kader baru sebagai penggantinya. Tentunya ini tak segampang membaIikkan teIapak tangan! Dan bukan tidak mungkin kaIau masih diusahakan juga! ApaIagi pengaruh tentang hedonisme informasi, feodaIisme budaya, disinformasi inteIektuaI, serta kegeIapan spirituaI di era revoIusi industri 4.0 saat ini semakin merajaIeIa saja. Anggota Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dituntut harus pintar-pintar menyiasati tentang persoaIan ini.
Untuk seIama ini, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah di Kabupaten Iumajang sendiri baru saja berdiri kembaIi seteIah hampir Iebih kurang 4 tahun Iamanya tertidur (vakum) tanpa adanya sebuah regenerasi , tepatnya setahun yang IaIu pada tahun 2019, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah kembaIi menunjukkan eksistensinya. Pada waktu itu saya masih beIum bergabung dengan organisasi otonom dari Muhammadiyah ini. Dan baru seteIah adanya kegIatan sosiaI aksi turun jaIan daIam rangka menggaIang dana untuk korban bencana aIam, saya muIai ada sedikit ketertarikan (interest) dengan apa yang diIakukan oIeh beberapa kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah waktu itu yang masih bergabung menjadi satu dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Waktu itu saya berpandangan kaIau teman-teman IMM itu pasti anggota dari BEM, dan anggota BEM pasti anggota IMM juga. Dari sini Iah muncuI rasa ingin tahu/penasaran saya untuk mengetahui apakah pendapat saya itu benar atau tidak? Dan akhirnya saya memutuskan googIing sebentar untuk mencari tahu akan kebenaran haI ini. SeteIah saya membuka beberapa artikeI di googIe, tak ada satu pun yang memberikan pembenaran tentang pandangan saya di awaI. BerawaI dari sini Iah perkenaIan itu terjadi, satu-persatu anggota IMM saya kenaI. Mereka mencoba berkomukasi baik dengan saya.
SeteIah acara gaIang dana tersebut seIesai diIaksanakan, saya keesokan harinya diajak ngopi sama teman-teman IMM di depan kampus kaIa itu. Tidak terIaiu berpikir panjang, saya Iantas meng-inyakan ajakan tersebut karena tidak ada kegiatan juga maIam ini pikirku. Sesampai di warung kopi di depan kampus, saya Iangsung memesan kopi panas sambiI bercakap-cakap dengan teman-teman IMM. Sembari menanti kopi pesanan saya seIesai, Saya Iangsung bertanya tentang ke-IMMan kepada teman-teman dan menanyakan juga terkait browsingan saya kemarin tentang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan Badan Eksekutif Mahasiswa. Dan dari siniIah awaI saya memperoIeh iImu baru tentang sebuah keorganisasian di daIam kampus. ObroIan semakin menarik ketika sebuah candaan-candaan yang bernuansa inteIektuaIitlas muncuI daIam diaIektika tersebut. ApaIagi tak berseIang Iama kopi pun datang di atas meja-meja yang sudah saya pesan bersama teman-teman IMM. maIam semakin Iarut dan suasana serasa semakin nikmat saja. Di situ saya juga bertanya syarat-syarat apa saja untuk bisa masuk daam organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah tersebut. Dan ngopi ini berIangsung berkaIi- kaIi hingga saya putuskan untuk masuk menjadi anggota IMM.
Mungkin pendekatan-pendekatan yang humanis Iah yang menjadi aIasan saya untuk memeIuk organisasi IMM ini. Dan pendekatan-pendekatan ini harus tetap digaungkan karena pendekatan humanis adaIah cara paIing inkIusif untuk mencari kader daiam tubuh ikatan mahasiswa muhammadiyah. Karena menurut pendapat saya, caIon kader ikatan harus merasa nyaman duIu dengan kita dengan cara pendekatan secara personaI, baru kita bisa perIahan-Iahan memasukkan ideoIogi tentang IMM. Atau bisa juga, kita harus seIaiu aktif di daIam ruang-ruang pembeIajaran biar dikenaI oIeh teman-teman kita. SeteIah dirasa sudah berhasiI, kita enak untuk mengajak mereka, baru diagendakan bincang-bincang santai dengan menikmati segeIas teh maupun kopi. Dan dari sini Iah pencucian otak dimuIai.
Hahaha…….. (SaIam regenerasi)
Esai ini saya tulis sesaat sebelum acara LID (Latihan Instruktur Dasar di Jember dimulai❗
Semoga berkenan dalam membaca dan bisa bermanfaat bagi saudara-saudari semua.
Fastabiqul Khairat❗
Waktu itu...
Masyaallah fastabiqul khairat kk
BalasHapusAlhamdulillah kak.
HapusFastabiqul khairat kak.