Sedang Malas Menulis





Mungkin pertama kali lihat judulnya saja sudah tidak menarik bahkan bikin tertarik pembaca! Sebuah judul yang mengedepankan pesimisme ketimbang rasa optimisme.

Eh...ngomong-ngomong, judulnya "Sedang malas menulis" kok saya tetap merangkai huru-huruf ini untuk menjadikan sebuah tulisan ya? Hehe....Dasar saya.

Mungkin ini adalah salah satu ungkapan atau ulasan yang saya sajikan dalam bentuk tulisan setelah melalui proses perenungan tidak sedalam-dalamnya akan tetapi dengan sedangkal-dangkalnya dalam setiap menulis karya dan saya berusaha membagikan tulisan tersebut pada setiap akun medsos pribadi.

Dari share ke status WhatsApp, grup di WhatsApp, Instagram, sampai facebook yang saya tulis pada postingan di aplikasi blogger, saya bisa menyimpulkan bahwasannya minat baca teman-teman saya di media sosial sangat luar biasa sekali, sampai-sampai tak sesuai dengan yang melihat pada postingan saya sangking banyaknya. Luar...biasa emang!!! Hehe....

Memang salah kita juga sih! kita terlalu berharap tentang kita akan mendapatkan apa dengan tulisan kita daripada kita bisa memberi apa kepada para hadirin pembaca-pembaca sekalian yang sangat kita hormati.
Eh...kok kita, seharusnya saya aja kali ya!
Ngapain harus menyangkutpautkan pembaca dengan kata kita ya? Hehe...

Berawal dari situ, terkadang kita merasa bahwa harapan tak selalu sama dengan kenyataan, ada rasa kecewa, bosan, kesal dan merasa lelah untuk menulis dan berkarya lagi.

Sesudah itu, dalam kondisi sadar dan suasana hati lagi tenang, sempat berpikir untuk menulis dan berkarya lagi. Akan tetapi, tak tahu kenapa tiba-tiba bayangan kelam kemarin muncul kembali tentang rasa frustasi kita dalam menulis. Nah, ini yang sering kali terjadi bagi penulis ecek-ecek seperti saya yang baru dalam dunia literasi.

Mungkin ada banyak hal cara untuk menyikapi perihal tersebut. Kalau menurut pendapat saya, ada dua pilihan, yaitu: tergantung kitanya mau melanjutkan menulis untuk melawan bayang-bayang kelam kemarin atau lebih tunduk dan dikuasai rasa takut akan kegagalan yang bisa saja terulang kembali.
Tapi yang membuat saya agak sedikit kuat dan merasa dikuatkan ketika mendengar kalimat "Usaha tidak akan menghianati hasil." Mungkin itu kalimat yang sering saya dengar sehinga saya tetap bengal untuk tetap menulis lagi dan lagi. Hehe....

Mungkin pendapat saya ini bersifat relatif dan apabila teman-teman kurang setuju dengan pendapat saya juga sangat diperbolehkan. Toh saya juga tidak sedang mencari persetujuan! Hehe...
masak iya dari kalimat tersebut saja bisa terus tetap menulis!(mungkin ini adalah salah satu kesangsian) dengan memberi emoticon yang sedang bete'.

Pada akhirnya, saya harus mengatakan dalam tulisan ini adalah bagaimana cara produktif untuk tetap menulis? Jawabanya sebenarnya ada di kamu sendiri, ia kamu! Hehe...
Meskipun yang memberi motivasi penulis handal, jika kamunya tak bergeming, ya harus saya tuliskan dengan cukup satu kata saja. Ia satu kata, yaitu PERCUMA.

Sekian dan terima kasih, semoga tidak ada unsur yang tersakiti dan menyakiti dalam tulisan ini, karena kita adalah saudara bukan untuk menyakiti namun untuk saling menyemangati dalam perihal kebaikan tentunya.

Salam sambal terasi,
Salam literasi!

Billahi fi Sabilil haq
Fastabiqul Khairat
Wassalamualaikum Waramatullahi wa barakatuh.

Lumajang, 26 Mei 2020








Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belok Kiri Jalan Terus