PSBB (Penulis Sedang Barbar)


Penulis/Sedang/BarBar/Literasi/Pandemi/Opini



Semenjak kehadiran pandemi Covid 19, kehidupan seolah mengalamai perubahan secara drastis dan sangat jauh berbeda dibandingkan dengan kehidupan sehar-hari.
Biasanya segala kegiatan dilakukan di luar ruangan, kini dianjurkan harus selalu berada di dalam rumah namun harus tetap produktif,
dari mulai bekerja, belajar, bermain, bahkan segala kegiatan apapun harus dilakukan di rumah saja untuk memutus mata rantai penyebaran Covid 19.

Berawal dari himbauan pemerintah, saya pun berusaha menaati perihal tersebut karena sebagai warga negara yang baik haruslah tetap menaati aturan pemerintah dengan tidak keluar ruangan apabila tidak dalam keadaan mendesak. Akan tetapi, perlahan namun pasti, rasa jenuh, galau, cemas, rindu, dan segala macamnya setiap kali menghampiri dalam benak saya, ditambah lagi dengan dompet mulai tak berisi dikarenakan sudah beberapa hari yang lalu mendadak menyandang status sebagai seorang penganggur.

"Lantas apa yang harus saya lakukan ya?" dalam hati terus berangan untuk mengurangi tingkat kesetresan yang terus saja menyerang pikiran tak ada hentinya. Apakah saya harus begini terus-terusan ya! Kira-kira kapan berhentinya pandemik Covid 19 ini ya? Jikalau sampai batas waktu yang tidak bisa ditentukan, berarti ada perkiraan masa-masa seperti ini bakal tak sebentar atau lama banget ya? Jikalau di rumah terus apakah pemerintah ikut membantu perekonomian saya ya? Jika saya berada di rumah terus, terus bagaimana tentang orang-orang yang melanggar dengan seringnya keluar rumah ya? Sambil termenung pertanyaan itu selalu saja datang tanpa diundang dan pulang tanpa diantar. Haha...mengapa malah seperti acara horor ya? Iya horor, sama halnya dengan saya melihat telivisi yang setiap saat ketika  mengganti chanel, tak luput dengan kata-kata pandemi, Covid 19, Corona, korban bertambah, lockdown, hingga PSBB.

Di waktu yang lain, saat waktu menunjukkan pukul 24.00 WIB saya mencoba membuka pintu depan rumah dan duduk di sudut kanan pada kursi yang setengah berdebu untuk sesaat menikmati udara pada malam hari yang begitu sejuk, terdengar pula suara gemericik air mengalir dan bunyi hewan serangga yang terus menjerit. Bermuhasabah, mungkin saat itu yang sedang saya lakukan. Mulai dari mempertanyakan kebenaran tentang teori konspirasi yang kemarin saya lihat di televisi, tentang alam yang mulai menua, tentang kerinduan Tuhan untuk mendekatkan kembali hamba-Nya dengan senantiasa berdoa dan beribadah kepada-Nya atau sekadar ada sebuah kepentingan di balik adanya wabah ini. Entah lah, manusia hanya mampu berspekulasi!

Namun, saya percaya dan yakin bahwa segala penyakit pasti ada obatnya dan mungkin berusaha berpikir positif adalah salah satu cara  yang mampu mengurangi tingkat kestresan yang mendera pada kita semua serta secepatnya pandemi Covid 19 ini segera berlalu, itu adalah harapanku, harapanmu, harapan bagi kita semua.

Waallahualam bissawab!
Engkau Yang Maha Tahu dari segala tahu.
Aku memohon welas asih-Mu!


Lumajang, 27 Mei 2020




Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mursyidah Auni

Awal dalam mengawali kegiatan (Fatihah)

Reti Suryani