Kebiasaan Perlahan Mulai Ditinggalkan


Kebiasaan perlahan mulai ditinggalkan (opini)



Hari ini adalah hari kedua di momen hari raya Idulfitri (Senin/25/05/2020). Sepintas tak ada sesuatu yang beda dalam hari ini kecuali penurunan jumlah orang yang hendak bersilaturrahmi ke rumah-rumah sanak famili.

Selain itu, ada beberapa kebiasaan di desa yang lambat laun mulai bergeser akibat berubahnya zaman yang kian cepat di waktu Idulfitri tiba.

Ada kesakralan yang perlahan mulai ditinggalkan dalam setiap momen lebaran di tempat kita bernaung, terlepas dari adanya wabah Covid 19 seperti halnya silaturrahmi hanya sekadar lewat media sosial, pantangan orang bekerja di hari pertama dalam Idulfitri pun telah diterjang akibat kebutuhan ekonomi yang kian hari memaksa kita untuk terus produktif dan bisa menghasilkan guna kebutuhan hidup sehari-hari.

Istilahnya kalau kakek-nenek saya bilang, "Kok nemen temen, riyoyo-riyoyo kerjo ae. Kerjo ndonok putuse!" Apabila di artikan dalam bahasa Indonesia yaitu "Kok kebangetan, hari raya begini masih mikirin pekerjaan, kerja dan pekerjaan tak akan ada habisnya!"

Mungkin perkataan kakek dan nenek saya itu bisa benar, bisa juga bersifat salah, namun yang patut kita garisbawahi yaitu perubahan dan pekembangan zaman adalah sebuah kepastian yang benar adanya dan tidak bisa dipastikan tentang hal-hal apa yang bisa terjadi karena kita bukan peramal/paranormal kan? Hihi.... Hal ini terbukti dengan kasuistik yang saya contohkan di atas bahwasannya hidup senantiasa bersifat dinamis. Wassalam....


Lumajang, 25 Mei  2020

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mursyidah Auni

Awal dalam mengawali kegiatan (Fatihah)

Reti Suryani